Hamas Siap Pulangkan Semua Sandera dari Dalam ‘Garis Kuning’
Kasusku.com, GAZA—Kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada hari Sabtu (01/11/2025) kemarin mengatakan, bahwa pihaknya siap memulangkan semua jenazah sandera Israel yang masih berada di dalam “garis kuning” di Gaza, dan meminta para mediator dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk menyediakan sarana yang diperlukan guna mempercepat proses tersebut.
"Garis kuning" merujuk pada zona yang telah ditarik mundur pasukan Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku efektif pada 10 Oktober. Ini adalah partisi non-fisik yang membentang melintasi Gaza, membagi wilayah Palestina menjadi dua, di selatan Kota Gaza dan di utara Khan Younis.
Dalam sebuah pernyataan, sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Qassam, mengatakan bahwa timnya “siap bekerja untuk mengevakuasi jenazah tahanan musuh (Israel) di dalam garis kuning secara bersamaan dan di semua tempat, guna menutup kasus ini.”
Ia meminta para mediator dan Palang Merah “untuk menyediakan dan melengkapi mesin serta tim yang diperlukan guna mengevakuasi semua jenazah secara bersamaan,” dan membingkai permintaan tersebut sebagai langkah menuju berakhirnya pertikaian mengenai nasib jenazah sandera.
Hamas juga mengatakan telah menyerahkan tiga jenazah tak dikenal pada hari Jumat setelah Israel menolak mengambil sampel jenazah dan bersikeras menerima jenazah lengkap untuk uji forensik. Hamas mengatakan mereka tetap menyerahkan jenazah "untuk memblokir klaim musuh (Israel)" dan mencegah penundaan dalam proses pemindahan.
Menlu Turki bertemu pejabat Hamas di Istanbul
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan anggota biro politik Hamas di Istanbul, kata sumber diplomatik Turki pada hari Sabtu.Pertemuan tersebut difokuskan pada status gencatan senjata di Gaza dan kebutuhan kemanusiaan yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang dilanda perang, kata sumber tersebut.
Serangan Israel meski ada gencatan senjata
Hari Sabtu kemarin media Israel melaporkan bahwa tiga jenazah yang diserahkan Hamas bukan milik sandera Israel.Sejak perjanjian gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025 lalu’ Hamas sedikitnya telah membebaskan 20 tawanan Israel dalam keadaan hidup dan menyerahkan 19 jenazah dari 28 tawanan yang sebagian besar warga Israel. Tetapi, Israel mengklaim bahwa salah satu jenazah yang diterima tidak cocok dengan salah satu tawanan yang terdaftar.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak gencatan senjata diberlakukan Israel telah menewaskan 211 warga Palestina dan 597 lainnya luka-luka.
Israel telah mengaitkan dimulainya negosiasi fase kedua gencatan senjata dengan penyerahan seluruh sisa sandera. Sementara Hamas mengatakan proses ini membutuhkan waktu karena kerusakan besar-besaran di Gaza.
Tahap pertama kesepakatan tersebut mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.
Sejak serangan Israel pada bulan Oktober 2023 lalu hingga diberlakukannya gencatan senjata pada 10 Oktober 2025, Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak, sementara lebih dari 170.600 lainnya terluka para. (br/trt world/aa)
Kasusku.com, GAZA—The Palestinian resistance group Hamas said on Saturday (11/1/2025) that it was ready to return all the bodies of Israeli hostages still within the “yellow line” in Gaza, and asked mediators and the International Committee of the Red Cross (ICRC) to provide the necessary means to speed up the process.
The “yellow line” refers to the zone from which Israeli forces have withdrawn under the ceasefire agreement that took effect on October 10. It is a non-physical partition stretching across Gaza, dividing the Palestinian territory into two parts, south of Gaza City and north of Khan Younis.
In a statement, the group's armed wing, the Qassam Brigades, said its team was “ready to work to evacuate the bodies of enemy (Israeli) prisoners within the yellow line simultaneously and in all places, in order to close this case.”
He asked mediators and the Red Cross “to provide and equip the necessary machinery and teams to evacuate all bodies at once,” framing the request as a step toward ending the dispute over the fate of the hostages' bodies.
Hamas also said it had handed over three unidentified bodies on Friday after Israel refused to take samples of the bodies and insisted on receiving complete bodies for forensic testing. Hamas said it was still handing over the bodies “to block the enemy's (Israel's) claims” and prevent delays in the transfer process.
Turkish foreign minister meets Hamas officials in Istanbul
Turkish Foreign Minister Hakan Fidan met with members of Hamas' political bureau in Istanbul, Turkish diplomatic sources said on Saturday. The meeting focused on the status of the ceasefire in Gaza and ongoing humanitarian needs in the war-torn Palestinian territory, the sources said.
Israeli attacks despite ceasefire
On Saturday, Israeli media reported that three bodies handed over by Hamas did not belong to Israeli hostages. Since the ceasefire agreement came into effect on October 10, 2025, Hamas has released at least 20 Israeli prisoners alive and handed over 19 bodies of 28 prisoners, most of whom were Israeli citizens. However, Israel claims that one of the bodies received does not match any of the registered hostages.
According to the Gaza Ministry of Health, since the ceasefire was implemented, Israel has killed 211 Palestinians and wounded 597 others.
Israel has linked the start of the second phase of ceasefire negotiations to the release of all remaining hostages. Meanwhile, Hamas says this process will take time due to the extensive damage in Gaza.
The first phase of the agreement includes the release of Israeli hostages in exchange for nearly 2,000 Palestinian prisoners. The plan also includes the reconstruction of Gaza and the establishment of a new government mechanism without Hamas.
Since Israel's attack in October 2023 until the ceasefire came into effect on October 10, 2025, Israel has killed more than 68,500 Palestinians, most of whom are women and children, while more than 170,600 others have been injured. (br/trt world/aa)
- 5 views



